MODEL PEMBELAJARAN
MAKALAH
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah:
Strategi Pembelajaran
Dosen pengampu: Musa’adatul
Fitriyah, M.Pd.I
Oleh:
Kelompok 5
Fitri
Nur Indah Sari (151610018)
M
Nurud dhulam (151610027)
Sabilla
Irwina Safitri (151610044)
M
Rifa Khotibul Umam (151610050)
Semester 3
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH(PGMI)
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN”
Maksud dan
tujuan dari penulisan makalah ini
tidaklah lain untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar pendidikan yang di
bina oleh Musa’adatul Fithriyah, M.Pd.I Pada kesempatan ini, penulis juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Musa’adatul
Fithriyah, M.Pd.I selaku dosen yang mengajar mata kuliah Strategi Pembelajaran serta
semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena penulis masih dalam tahap
belajar. Oleh
karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Lamongan, 29 Oktober 2017
Penulis
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Hakikat model pembelajaran.......................................................................... 3
B.
Ciri-ciri model pembelajaran.......................................................................... 4
C.
Macam-macam model pembelajaran.............................................................. 4
D.
Model pembelajaran yang sesuai
untuk MI................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................... 12
B. Saran.............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran
merupakan sebuah hal yang teramat penting dalam kehidupan manusia. Pembelajaran
memiliki fungsi utama sebagai penurunan nilai dan norma dari orang tua kepada
anak juga sebagai penyalur atau transfer ilmu dan informasi dari tenaga
pendidik kepada para peserta didik. Pada hakikatnya pembelajaran ini dapat kita
artikan sebagai sebuah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan berbagai
komponen yang terkait seperti tenaga pendidik, peserta didik dan juga komponen
lainnya. Jika kita melihat kenyataan saat ini pembelajaran ini telah mengalami
perkembangan dan telah sedemikian bervariasi di masyarakat. Sehingga dengannya
perlu untuk kita klasifikasikan berdasarkan ciri-ciri khusus yang terdapat
padanya.
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan
merupakan suatu bidang profesi, mempunyai peranan yang sangat vital didalam
proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam
arti yang sangat luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan suatu proses
belajar mengajar ini 60% terletak ditangan guru.
Oleh karena
itu proses belajar mengajar yang dibabaki oleh guru tidak akan pernah tenggelam
atau digantikan oleh alat atau lainnya. Dizaman modern yang ditandai oleh
kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi telah merambah seluruh sektor
kehidupan. Produk iptek telah menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih
praktis dan lebih mudah, sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan dan
diperoleh saat ini dengan mudah dapat segera diwujudkan termasuk didalam dunia
pendidikan produk teknologi telah menjadi guru kedua bagi anak.
Selain dari
pada itu, pendidikan yang hanya menggunakan metode-metode lama yang mana guru
hanya menerangkan dan memberi tugas kepada siswa, yang membuat siswa bosan,
akhirnya proses belajar-mengajar menjadi tidak menarik dan membosankan, yang
akhirnya tidak ada kemajuan didalam dunia pendidikan. Oleh karena itu perlu
adanya model-model pembelajaran yang dijadikan pedoman untuk guru agar proses
belajar mengajar lebih menarik yang nantinya mampu membentuk anak didiknya
karena kedewasaan seperti yang diharapkan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
hakekat atau pengertian model pembelajaran ?
2. Apa
ciri-ciri model pembelajaran ?
3. Apa
macam-macam model pembelajaran ?
4.
Apa Model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
MI?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui hakekat atau pengertian model pembelajaran.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri model pembelajaran.
3. Untuk
mengetahui macam-macam model pembelajaran.
4. Untuk
mengetahui Model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran MI
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakekat atau pengertian model pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Mills, berpedapat bahwa “ model adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu,”. Model merupakan
interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari
beberapa sistem. Model pembelajaran dapat diartikan pola yang digunakan untuk
menyusun kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru dikelas.
Menurut Arend, model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalam tujuan-tujuan
pembelajarann,tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Adapun soekamto mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.[1]
Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu
model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Dalam model pembelajaran ini guru memandu
siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru
memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan
supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas
yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa hakekat atau pengertian model pembelajaran adalah suatu
rencana dalam kegiatan pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk
mengorganisasikan pengalaman belajar dan merancang pengajaran yang bermakna
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.[2]
B. Ciri-ciri model pembelajaran.
1. Berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu. Model ini dirancang
untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
2. Mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3. Dapat
dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya
model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran
mengarang.
4. Memiliki
bagian-bagia model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran, (2)
adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem pendukung.
Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan
suatu model pembelajaran.
5. Memiliki
dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi: (1)
dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur, (2) dampak
pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat
persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya.[3]
C. Macam-macam model pembelajaran.
1.
Model pembelajaran KTSP
a.
Model pembelajaran konvensional.
Model
pembelajaran konvensional merupakan sebuah model pembelajaran yang paling
banyak diterapkan oleh para tenaga pendidik kepada para peserta didiknya
khususnya lagi untuk pembelajaran setingkat SD hingga SMP. Ciri khusus dari
pembelajaran ini adalah seorang tenaga pendidik aktif menyampaikan materi
pembelajaran peserta didiknya secara langsung. Sehingga hal ini membuat
pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran ceramah.
b.
Model pembelajaran Kooperatif.
Pada dasarnya
model pembelajaran ini timbul dari sebuah pemikiran tentang keinginan agar para
peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran.Dengan mengajak mereka untuk
melakukan kerja sama dalam kelompok-kelompok maka diharapkan mereka akan lebih
aktif dalam menyampaikan gagasan yang mereka miliki sehingga diharapkan
pembelajaran akan berlangsung efektif.
Model
pembelajaran Paikem. Pada dasarnya model pembelajaran ini lebih menitikberatkan
kegiatan pembelajaran yang lebih menarik untuk para peserta didik dengan
berbasis pada lingkungan. Artinya pada pembelajaran ini seorang tenaga pendidik
bukan hanya menjelaskan kepada anak tentang materi yang ada di buku pelajaran
saja tetapi juga mengajaknya untuk observasi secara langsung.[4]
2. Model pembelajaran K13
Dalam mengajar
guru harus memperhatikan model pembelajaran yang cocok agar dapat meningkatkan
hasil pembelajaran yang di ajarkan. Ada banyak model pembelajaran yang
berkembang saat ini yang dapat membantu guru dalam pembelajaran diantaranya
adalah Model-model pembelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang
distandarkan meliputi (1) Model inquiry learning, (2) Model discovery learning
, (3) Model problem based learning, (4) Model project Based Learning.[5]
Setiap model
model pembelajaran tersebut memiliki langkah kerja (syntax) tersediri. Setiap
model yang menjadi standar dalam melaksanakan pembelajaran, karena dilandasi
dengan pendekatan ilmiah, maka selalu berawal siswa merumuskan masalah yang
diungkapkan melalui proses menanya. Oleh karena itu, kebutuhan guru yang paling
esensial dalam melaksanakan K13 adalah mampu membantu siswa merumuskan dan
memecahkan masalah melalui berbagai langka kerja yang ditentukan.
a.
Model Inquiry Learning
Model
pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran
matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal
sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah
dalam model inkuiri terdiri atas:Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam.
Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana
mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu,
Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi.
Tahapan ini
melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya
baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain, Mengajukan dugaan
atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik dapat mengasosiasi
atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan, Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi
dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan,
Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau
dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil
temuannya.[6]
b.
Model Discovery Learning.
1)
Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan
ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi,
sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga
peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual
melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
2)
Problem Statement (mengidentifikasi masalah).
Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja
yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman
untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3)
Data Collecting (mengumpulkan data). Pada
tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan
data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah
yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan
kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami
kegagalan.
4)
Data Processing (mengolah data). Kegiatan
mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata,
sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
5)
Verification (memferifikasi). Tahapan ini
mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman,
berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta
mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
6)
Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan
ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada
suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat
melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.[7]
c.
Problem Based Learning
Model
pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1)
Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap
ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek
pembelajaran.
2)
Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik
menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
3)
Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok.
Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh
data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
4)
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai
data lain dari berbagai sumber.
5)
Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya
dianalisis dan dievaluasi.[8]
d.
Project Based Learning
Model pembelajaran ini bertujuan untuk
pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui
investigasi, membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen
secara kolaboratif.
Langkah
pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:
1)
Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek.
Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam
terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
2)
Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah
nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa
melalui percobaan.
3)
Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari
sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai
dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
4)
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek.
Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta
didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
5)
Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau
penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
6)
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini
dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas
proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.[9]
D.
Model
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran MI
Pembelajaran bagi anak SD/MI seharusnya
mengikuti metode PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif Inovatif Efektif dan
Menyenangkan bukan malah melakukan pembelajaran yang monoton dan membosankan
sehingga membuat peserta didik tidak semangat dan tidak memiliki ketertarikan
untuk mengikuti proses pembelajaran. Sebagai guru SD/MI kita dituntut untuk
dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif, dan menyenagkan
sesuai dengan metode PAIKEM.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Guru disini harus memberikan
kesempatan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga
siswa dapat aktif bertanya dan tidak pasif dalam proses belajar mengajar.
Inovatif artinya guru harus mencipkatan pembelajaran yang dapat
menyeimbangkan kinerja otak kanan dan kiri siswa yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa. Kreatif dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Dalam hal ini guru harus mengerti setiap
kemampuan siswa, mana siswa yang tertinggal dalam materi pelajaran. Guru harus
kreatif menemukan cara atau solusi yang tepat agar siswa tersebut tidak
ketinggalan materi pelajaran.
Efektif maksudnya pembelajaran dilakukan sedemikian rupa untuk mencapai
hasil belajar yang telah dirumuskan. Menyenangkan artinya proses
pembelajaran harus berjalan dalam suasana yang menyenangkan tidak dalam suasana
tegang apalagi membosankan.[10]
Apabila guru mampu merapkan metode
PAIKEM tersebut dalam proses pembelajaran, maka siswa akan mampu mengembangkan
bukan hanya kognitif saja tetapi sosial dan karakternya akan menjadi seorang
individu yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua. Sehingga dalam
hal ini metode PAIKEM sejatinya harus diterapkan dalam proses pembelajaran
disetiap sekolah dasar yang ada di negeri ini. Jika semua guru SD/MI dapat
menerapkan metode ini, tidak akan ada lagi yang namanya pembelajaran
membosankan dan menegangkan yang akan dialami oleh siswa. Proses pembelajaran
akan menjadi sangat menarik dan menyenangkan, siswa akan mampu memahami materi
yang disampaikan dan siswa tidak merasa bosan dan tertekan dalam proses
pembelajaran. [11]
Contoh model pembelajaran:
1. COOPERATIVE
SCRIPT
(DANSEREAU CS., 1985)
Skrip kooperatif :
metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari
Langkah-langkah :
a. Guru membagi siswa untuk berpasangan
b. Guru membagikan wacana/materi tiap
siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
Sementara pendengar :
a. Menyimak/mengoreksi/menunjukkan
ide-ide pokok yang kurang lengkap
b. Membantu mengingat/menghafal ide-ide
pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
c. Bertukar peran, semula sebagai
pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti
diatas.
d. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan
Guru Penutup
2. STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)[12]
a. Guru menyajikan pelajaran
b. Guru memberi tugas kepada kelompok
untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan
pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
c. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada
seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
d. Memberi evaluasi
e.
Kesimpulan[13]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pengertian model pembelajaran adalah suatu rencana
dalam kegiatan pembelajaran yang disajikan oleh guru untuk mengorganisasikan
pengalaman belajar dan merancang pengajaran yang bermakna sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Ciri-ciri model pembelajaran salah satunya mempunyai
misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif. Model pembelajaran
menurut kurikulum ada dua yaitu model pembelajaran KTSP dan model pembelajaran
K13.
Pembelajaran bagi anak SD/MI
seharusnya mengikuti metode PAIKEM yaitu Pembelajaran Aktif Inovatif Efektif
dan Menyenangkan bukan malah melakukan pembelajaran yang monoton dan
membosankan sehingga membuat peserta didik tidak semangat dan tidak memiliki
ketertarikan untuk mengikuti proses pembelajaran. Sebagai guru SD/MI kita
dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif,
dan menyenagkan sesuai dengan metode PAIKEM
B.
Saran
Demikian makalah yang penulis sampaikan. Dengan
harapan semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran
sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua. Dan semoga kita bisa mengambil
hikmahnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Kokom
Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, Bandung: PT.
Refika Aditama, 2010
Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011
Agus Suprijono,
Cooperative Learning Teori & Aplikasinya Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010
https://www.kompasiana.com/riki12/metode-pembelajaran-yang-tepat-bagi-anak-sd-mi_583bdbff0f937337077bb50a, di akses pada 29 oktober 2017
https://pkbmdaruttaklim.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-sdmi/, di akses pada 29 oktober 2017
[1] Kokom
Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2010), hal. 57.
[2] Kokom
Komulasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2010). 57.
[5] Agus
Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), 54.
[6]
Agus
Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), 54.
[7]
Agus
Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), 55.
[8] Agus
Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasinya (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), 56
[9]
Ibid,57.
[10] https://www.kompasiana.com/riki12/metode-pembelajaran-yang-tepat-bagi-anak-sd-mi_583bdbff0f937337077bb50a, di akses pada 29 oktober 2017
[11] https://www.kompasiana.com/riki12/metode-pembelajaran-yang-tepat-bagi-anak-sd-mi_583bdbff0f937337077bb50a, di akses pada 29 oktober 2017
[12] https://pkbmdaruttaklim.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-sdmi/,
di akses pada 29 oktober 2017
[13] https://pkbmdaruttaklim.wordpress.com/tag/model-pembelajaran-sdmi/, di
akses pada 29 oktober 2017
Komentar
Posting Komentar